apa yang kita toreh pada detik lampau adalah kita yang menjelma Mercusuar
bukan tegak berdiri pongah yang membuat kita terlihat nelayan dan padanya semua melambai mencari Tujuan
Qt sebangsa cahaya yang menuntun
olehnya nelayan tak ragu mendayungkan sampan ke pesisir
apa yang kita tulis kini dan lampau
menjadi cahaya kita nanti, di dunia atau di suatu tempat yang tak terbayangkan karenanya puspa,
Kalau selasar itu menyorong lelubang untuk kakimu langkahi saja, atau tutupi dia dengan apa kau punya
biar dia diam, mati dan menjadi batu yang dikutuk
karena kita tak perlu tanggap pada apa yang bisa bikin kita juga diam
karena kita kini adalah kita nanti
kita punya cahaya, dan hanya itu yang bikin kita Berarti,..
Seperti musim yang selalu ingin kita taklukan,
kita memandang detik demi detik berloncatan dan berhamburan seperti melihat garis-garis wajah kita yang tak pernah kita pahami sepenuhnya.
Aku, kau, kita, menangis dan tertawa dalam warna matahari yang berubah-rubah... tumbuh setiap waktu.
Selamat Ulang Tahun!
Musim-musim akan datang, lewat dan pergi....
Ia akan dinyalakan unggun di hatimu.....
Kelak, rindu akan mengepak SAYAP, membawamu pulang untuk kembali kudekap. Kudekap......
BalasHapus