Terlelap ku sendiri di ranjang kematian hatiku
ENTAH, kisahku akan samakah dengan Putri Salju??
akan terbangun ketika Pangerannya datang dan menciumnya??
ataukah dirimu makin menidurkanku di dalam kesunyian rimbamu??
SEBAB, katamu
Kau tak akan pernah membiarkan hatiku
diciumi pecinta lain selain dirimu
padahal, Aku, Dia dan Dunia pun tahu
Kau telah BERKEKASIH
Kepuasan seperti apalagi yang kau inginkan, LELAKI??
WANITAmu telah memberikan keindahannya
Sepasang mata bola indah yang hanya memandangmu
dengan tatapan tak berkedip
Bibir meranum yang akan menyuguhkanmu ribuan ciuman kata suciNya
Wajah bersinar seperti cahaya pagi
Senyuman sehangat mentari
yang akan dicadarinya agar tak dinikmati pencinta lain
LALU,
apa yang kau harap dari WANITA sepertiku??
yang mengunci hatiku dgn gembok emas
yang tak mungkin dapat kau buka segelnya
tanpa mematahkannya dulu
dengan gemuruh rasa yg kau miliki...
Selamat malam...mimpi indah
aku merindukan nafas angin malam ini
BalasHapusyang selalu memberiku ruang untuk menyaksikan
Langit bercinta dngan Bintang
lalu perlahan membelai mata lelahku...
Dan ..
rindumu pun memekat kini
seperti pekatnya hamparan angkasa
yang tak dicandai bintang
tapi kau masih bisa menemui mimpi
...sebab angin dan dan kesunyian
menggoda mata batinku
untuk bercinta dibalik selimut embun..
Siapakah yang memanggil-manggil namaku seperti tangis tertahan?
BalasHapusAku menemukan jejakmu di negeri tak bernama
Di luar apa yang terbuat dari kata-kata
Pada suara yang menggema di dalam air
Pada bau kulit pohon karet
Pada bayangan putih yang mendengung di atas semenanjung
Kesunyian itu perlahan erat memelukmu
Meremas tubuhmu jadi butiran-butiran salju
Meski jauh di dalam rasamu, api rindu kian membakar
Aku mencium bau angin menghembus dari jazirah jauh
Bau tubuhmu
Membuka gerbang tempat tersimpannya rahasia penyatuan ruang dan cahaya
O, perempuanku!
Telah kujelajahi segala rasa luka
Telah kucium seluruh aroma cinta
Namun tak seujung rambut kau mau menepis kisah duka
Bukan sebab lelaki lalu dahaga berpuas diri
Tak karena perempuan hingga seketika mencinta
Pun ku tak datang dari keajaiban semesta
Melainkan rasa yang tak kenal dusta
Sudah terlalu panjang puja bagimu
Meski aku gegas merasa, takkan beranjak hatimu meminangku
Dan kau tahu, tentu tahu, bahkan tanpa bibirmu mengucap
Ke arah mana akan kau sandarkan perahumu
Di sini!
Di sini!
Di jantung kananmu!
Kau takkan bisa berpaling!