Ciletuh Geopark

Ciletuh Geopark
Hari Pendidikan Nasional 2015

Kamis, 10 Maret 2011

ENTAH

KEKASIH
Terlelap ku sendiri di ranjang kematian hatiku
ENTAH, kisahku akan samakah dengan Putri Salju??
akan terbangun ketika Pangerannya datang dan menciumnya??
ataukah dirimu makin menidurkanku di dalam kesunyian rimbamu??
SEBAB, katamu
Kau tak akan pernah membiarkan hatiku
diciumi pecinta lain selain dirimu
padahal, Aku, Dia dan Dunia pun tahu
Kau telah BERKEKASIH

Kepuasan seperti apalagi yang kau inginkan, LELAKI??
WANITAmu telah memberikan keindahannya
Sepasang mata bola indah yang hanya memandangmu
dengan tatapan tak berkedip
Bibir meranum yang akan menyuguhkanmu ribuan ciuman kata suciNya
Wajah bersinar seperti cahaya pagi 
Senyuman sehangat mentari
yang akan dicadarinya agar tak dinikmati pencinta lain

LALU,
apa yang kau harap dari WANITA sepertiku??
yang mengunci hatiku dgn gembok emas
yang tak mungkin dapat kau buka segelnya
tanpa mematahkannya dulu
dengan gemuruh rasa yg kau miliki...

Selamat malam...mimpi indah

2 komentar:

  1. aku merindukan nafas angin malam ini
    yang selalu memberiku ruang untuk menyaksikan
    Langit bercinta dngan Bintang
    lalu perlahan membelai mata lelahku...
    Dan ..
    rindumu pun memekat kini
    seperti pekatnya hamparan angkasa
    yang tak dicandai bintang
    tapi kau masih bisa menemui mimpi
    ...sebab angin dan dan kesunyian
    menggoda mata batinku
    untuk bercinta dibalik selimut embun..

    BalasHapus
  2. Siapakah yang memanggil-manggil namaku seperti tangis tertahan?

    Aku menemukan jejakmu di negeri tak bernama
    Di luar apa yang terbuat dari kata-kata
    Pada suara yang menggema di dalam air
    Pada bau kulit pohon karet
    Pada bayangan putih yang mendengung di atas semenanjung

    Kesunyian itu perlahan erat memelukmu
    Meremas tubuhmu jadi butiran-butiran salju
    Meski jauh di dalam rasamu, api rindu kian membakar

    Aku mencium bau angin menghembus dari jazirah jauh
    Bau tubuhmu
    Membuka gerbang tempat tersimpannya rahasia penyatuan ruang dan cahaya

    O, perempuanku!
    Telah kujelajahi segala rasa luka
    Telah kucium seluruh aroma cinta
    Namun tak seujung rambut kau mau menepis kisah duka

    Bukan sebab lelaki lalu dahaga berpuas diri
    Tak karena perempuan hingga seketika mencinta
    Pun ku tak datang dari keajaiban semesta
    Melainkan rasa yang tak kenal dusta

    Sudah terlalu panjang puja bagimu
    Meski aku gegas merasa, takkan beranjak hatimu meminangku
    Dan kau tahu, tentu tahu, bahkan tanpa bibirmu mengucap
    Ke arah mana akan kau sandarkan perahumu

    Di sini!
    Di sini!
    Di jantung kananmu!
    Kau takkan bisa berpaling!

    BalasHapus