Kita tak membicarakan apapun sampai pertanda menampakkan muka Kita tak menyepakati sesuatu hingga airmata berguguran tak terkira Bukan semata cinta yang mengendap di kepala Melainkan rasa yang tak jua melupa Aku masih berdiri di sini Memandangmu masygul Membaca hampa batinmu Tak ada murka hanya bilur kecewa Telah kurelakan meski sakit kutahan Aku? Siapa? Kau? Ah...
Tapi, benarkah ada KITA? Bukankah kau tak pernah menghendakinya?
Malam ini ,
BalasHapusku lihat bayang dirimu dalam kegelapan malam
melangkah menjauh dariku
mendekat pada angin malam dalam kegelisahan
Kita tak membicarakan apapun
BalasHapussampai pertanda menampakkan muka
Kita tak menyepakati sesuatu
hingga airmata berguguran tak terkira
Bukan semata cinta yang mengendap di kepala
Melainkan rasa yang tak jua melupa
Aku masih berdiri di sini
Memandangmu masygul
Membaca hampa batinmu
Tak ada murka hanya bilur kecewa
Telah kurelakan meski sakit kutahan
Aku? Siapa?
Kau? Ah...
Tapi, benarkah ada KITA?
Bukankah kau tak pernah menghendakinya?
Kenapa harus terluka
BalasHapusSaat mencintaimu
Kenapa harus terluka
Saat merindukanmu
Kenapa harus terluka
Saat tak bersamamu…
Katakan...
BalasHapusbagaimana aku membalas cintamu?
Katakan...
dengan apa aku mencumbu haus rindumu?
Katakan...
saat mana kau ingin bersamaku?
Sebab....
yang tertusuk padamu berdarah padaku!
Rasa hausku adalah ketika langit tak menyuguhkan hujan kerinduan
BalasHapusyang ku teguk dari cangkir kesunyian
di pekat malam di musim dingin..
Kemana pun engkau membawa lari kata-kata
BalasHapushanya menambah panjang jalan pura-pura
Berhentilah!
Dan katakan bahwa kau sedang membual!